Melangkah jauh dari segala hal yang ingin di jauhi untuk
melepas segala harap yang selama ini sepertinya hanya sia-sia, tidak untuk
membenci hanya sedikit melupakan apa yang mesti di lupakan. Seperti yang semua
inginkan tanpa harus di jelaskan beberapa kalipun semua tentu sudah menyeru
untuk jauh melangkah dari arah yang sebelumnya tak pernah searah.
Bukan masalah menyerah atau kalah, hanya untuk mencoba
memahaminya karena pemahamanku semuanya harus di pahami selain diri sendiri.
Membuatnya tetap tercipta biar langkahnya tidak terganggu dari syairku yang
mungkin terbaca sebagai beban yang membodohkan.
Selama ini caraku mungkin salah untuk terus berharap,
sejenak bila ku tersadar, maka aku seperti awan yang hanya terombang dalam
alunan angin ke semua arah yang tak pernah sama sekali terarah atau di
arahkan.
Namun di sisi lain, entah mengapa dia masih tersimpan
sebagai catatan terbaik dalam semua tulisan, biar tulisanku tidak pernah di
mengerti tapi tetap saja dari semua tulisan, tema yang terbaik adalah tentangnya.
Banyak sisi di mana dia selalu menjadi yang terbaik, dan di
banyak sisi itu jugalah aku harus menciptakan banyak jalan untuk melangkah
lebih dan lebih jauh lepas dari kesia-siaan.
Berat sudah pasti, ada kala waktu memaksaku untuk mengingat, dan
biasanya dalam ingatan itulah hal yang menyakitkan merasuk, entah kenapa?
Mungkin jika kataku ingin menyapa atau menyebut namanya saja, ada sesuatu yang
harus menahanku untuk tidak melakukannya, yahh,, memang harus di tahan biar
perlahan terlupakan dengan sendirinya.
untuk selanjutnya akan ku hakimi diriku sendiri untuk
melangkah jauh melupakan hasrat yang membodohkan, tanpa perduli seberat apapun
terjal rintang yang akan di hadapi, perlahan biar air mata yang tersiksa untuk
menghapus jejak langkah kemarin yang tertuju padanya.
“Aku menyayangimu, dan aku hormat padamu, akan ku jaga kau
dalam keabadian yang tak tersentuh, aku yakinkan untuk menghakimi diriku
sendiri untuk lepas dan tak lagi ada bunyi syair yang mengganggumu, sekuat
hati, jiwa raga aku merelakan sebuah cinta”.
Melangkah untuk melupakan tanpa harus membenci.
Dan itu sebuah cinta.